Rabu, 22 April 2009

Harta Tak Ternilai......

Harta Tak Ternilai

Sekarang ini banyak orang yang disibukkan dengan berbagai macam aktifitas dan pekerjaan yang semakin padat. Keadaan ini didukung situasi ekonomi negara ini yang semakin tidak kondusif, sehingga kita dituntut bersaing untuk mempertahankan hidup karena himpitan ekonomi yang semakin menghimpit. Persaingan yang keras membuat banyak diantara kita terlena karenanya.
Akibatnya, banyak juga yang akhirnya tidak menyadari dan mensyukuri akan nikmat dan karunia yang telah diberikan. Bahkan banyak juga yang tidak bisa menjaganya. Karena kita terlena dengan kesibukkan, ambisi dan keinginan duniawi. Sungguh amat disayangkan. Akibatnya kita kurang bisa memaknai akan hakikat kita hidup di dunia.
Sebenarnya kalau kita jeli dalam melihat kenyataan hidup, terdapat banyak sekali karunia dan nikmat yang telah diberikan dari Sang Pencipta yang mungkin bisa kita sebut dengan “ Harta Tak Ternilai”. Kenapa? Karena mungkin kita tidak akan bisa membandingkannya dengan materi apapun. Diantara dari banyak “ Harta Tak Ternilai ” saya akan mencoba menyelami tentang : kesehatan, kemudian keluarga, sahabat, dan guru.
Kesehatan, banyak pepatah bilang “ kesehatan itu mahal harganya “ . Kalau kita cermati memang keadaan sehat sangat mahal, karena ketika kita sakit pasti akan membutuhkan dana ekstra yang mungkin tidak kecil, bahkan kita bisa menghabiskan dari sebagian harta materi yang kita miliki hanya untuk mewujudkan keadaan sehat. Karena dalam keadaan sehat kita bisa merasakan nikmat, seperti menikmati rasa makanan, bisa beraktifitas, dll. Sedangkan dalam keadaan sakit kita tentu saja pasi merasa semua yang ada menjadi tidak nyaman seperti saat kita sehat. Mungkin ini maksud dari Kesehatan merupakan salah satu diantara “ Harta Tak Ternilai”.
Selanjutnya Keluarga, Sahabat, dan Guru merupakan elemen penting dalam kita melanjutkan hidup. Mungkin kedudukan mereka tidak akan tergantikan oleh siapa pun. Kita lihat secara lebih details lagi. Keluarga, merupakan awal tempat kita berpegang dalam menjalani hidup. Dalam keluarga terdapat orang-orang yang senantiasa menemani dan merawat tentunya dengan kasih sayang yang tiada tara. Dari kecil kita dibimbing dan dituntun untuk menyiapkan dan menghadapi kenyataan-kenyataan hidup yang kelak akan datang. Baik sebagai orang tua, anak, atau sodara selayaknya bisa memposisikan diri mereka sebagaimana mestinya. Mungkin dari keluarga yang sehat dan bahagia akan lebih dapat menjalani hidup ini dengan ikhlas dengan kondisi seperti apapun. Sahabat, disinilah mungkin kita akan menghabiskan banyak waktu ketika kita mengajak masa remaja. Sahabat sebagai tempat kita berbagi baik susah maupun senang dan selalu ada disaat kita susah ataupun senang, tempat kita bercerita tentang perjalanan dan perjuangan hidup, tempat kita saling bertukar pikiran, singkatnya tempat bagi orang yang berjiwa sosial yang tinggi. Mungkin masa-masa remaja yang sangat mempengaruhi hidup kita selanjutnya. Dan mungkin juga tidak semua orang akan menjadi sahabat yang baik buat kita. Disni akan ditemukan banyak warna keluh kesah dan sebagai tempat sebagai sandaran bagi orang yang tahu makna akan seorang sahabat. Sahabat tak akan memikirkan materi atau keegoisannya sendiri. Dia akan selalu memberi support dan semangat kepada orang yang membutuhkannya. Guru, merupakan saka pendidikan kita. Karena dari gurulah kita dapat belajar ilmu. Sedangkan kita dituntut untuk menuntut ilmu bahkan sampai liang lahat. Jadi peran guru disini selain sebagai pengajar, tapi guru juga akan memberikan ilmu yang dimilinya kepada muridnya atau juga bisa disebut dengan transfer ilmu. Sungguh, perbuatan yang sangat mulia. Ini merupakan salah satu amalan kita yang tak akan putus bahkan ketika kita meninggalkan dunia ini. Guru sangat berjasa dalam pembentukan pemikiran dan pengetahuan kita. Sehingga, ada yang menyebutnya “pahlawan tanpa tanda jasa”. Karena ilmu mungkin tidak akan bisa disandingkan cukup dengan materi semata.
Jadi seperti itulah beberapa elemen yang mungkn disini saya menyebutnya sebagai harta yang tak ternilai. Semoga kita bisa memiliki semua elemen itu, serta kita memaksimalkan dengan mensinergikan dengan kemampuan yang kita miliki. Dan semoga juga kita bisa menjaga semua yang telah dikaruniakan dari Allah kepada kita semua sebagai khalifah di bumi ini.

Terima kasih

Rabu, 15 April 2009

Optimis....

Perilaku Optimis? Kenapa Tidak….

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dewasa ini sering kita mendengar berita baik di televisi, radio, maupun media-media komunikasi yang lain, banyak berita tentang tentang kriminal, bencana alam, perang, kemiskinan, kepedihan melanda di setiap penjuru dunia. Di negeri ini pun tak luput dari itu. Meskipun banyak orang bilang negeri ini gemah ripah lohjinawe alias subur, akan tetapi seperti busung lapar, biaya sekolah yang mahal, sampai korupsi bahkan sudah membudaya.

Mungkin dunia sudah gila, Angka bunuh diri dn penderita sakit jiwa meningkat. Trs kenapa banyak banget orang yang bunuh diri? Atau orang yang kerjaannya sedih melulu! Ya, dari hal yang kecil pun bisa bikin orang putus asa. Apa isi isi nya hidup tinggal keburukannya saja? Hmm.. kalo begitu untuk apa kita hidup di dunia donk?

Ups, jangan pesimis dulu donk, semua itu ternyata tergantung dari cara pandang kita. Kondisi bole saja amburadul, tapi jiwa kita tidak boleh ikut berantakan. Jawabannya, Optimis. Jika kita pandai memandang dan mencari celah harapan dari kehidupan di sekitar kita, kemudian kita punya strategi dan semangat untuk mengubah dunia ini lebih baik, Insya Allah semuanya will be allright! Masa depan ada ditangan kita. Kita bisa membuatnya buruk, tetapi juga bisa jadi baik.

Apa sih optimisme itu? Optimisme barasal dari kata optimis, yakni orang yang selalu beranggapan baik. Optimis sendiri dalam kamus bahasa indonesia berarti orang yang selalu berpengharapan (berpandangan) baik dalam menghadapiberbagai hal. Nah, sedangkan opimisme adalah “paham (keyakinan) atas segala sesuatu dari segi yang baik dan menyenangkan, sikap selalu mempunyai harapan dari segala hal”.

Apa hubungannya optimis dengan berpikir posiif atau berprasangka baik? Optimisme adalah kebiasaan berpikir positif. Artinya, optimisme adalah sebuah tingkah laku yang muncul karena senantiasa memandang segala sesuatunya dari sisi positifnya.

Orang-orang yang berpikir positif adalah mereka yang menganggap sesuatu yang buruk itu bersifat sementara. Meskipun mereka gagal, mereka senantiasa bangkit, mengevaluasi, membenahi kesalahan-kesalahan dan kembali mencoba. Jatuh dan bangun adalah sebuah hakikat mendapatkan kesuksesan yang mereka sadari.

Orang optimis itu selalu penuh dengan harapan. Harapan itu tercetus karena mereka memiliki kenyakinan yang luar biasa. Mereka mampu memotivasi disi sendiri saat mereka lemah. Oleh karenanya, mereka adalah orang yang paling siap jika diajak fight, bertempur. Jikapun mereka kalah mereka akan berusaha untuk mencari cara agar menang.

Nah, mungkin ini gambaran tentang perilaku optimis yang mungkin dapat membantu temen-temen semua dalam menjalani dan memaknai hidup dalam dunia yang semakin amburadol ini. Semoga bermanfaat. Terima Kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb